Ujong Mesjid Tanoh Abee adalah salah satu desa yang berada di Mukim Tanoh Abee Kecamatan Seulimeum, Aceh Besar, Provinsi Aceh, Indonesia. Desa Ujong Mesjid Tanoh Abee yang merupakan daerah dataran rendah terletak sekitar 50 km dari Kota Banda Aceh. Luasnya hamparan sawah yang berada di desa ini membuat para penduduk desa rata-rata bekerja sebagai petani/pekebun. Nama Ujong Mesjid Tanoh Abee sendiri berasal dari suatu Mesjid yang dulu pernah berada di Desa ini dan karena Mesjid ini berada di Ujong Desa sehingga disebut sebagai Ujong Mesjid. Sedangkan, Tanoh Abee diambil dari nama Ulama besar yaitu Teungku Chik Abdul Wahab Tanoh Abee. Sehingga nama desa ini adalah desa Ujong Mesjid Tanoh Abee.
Desa Ujong Mesjid Tanoh Abee merupakan desa yang penuh dengan peninggalan sejarah, salah satunya Pesantren atau Dayah Tanoh Abee. Dayah Tanoh Abee adalah dayah yang penuh akan sejarah pada saat masa penjajahan yang didirikan oleh Syeh Fairus Al-Baghdady yang kemudian diwarisi kepada anak cucunya salah satunya Teungku Chik Abdul Wahab Tanoh Abee atau lebih di kenal sebagai Tengku Chik di Tanoh Abee yang memiliki kisah yang luar biasa dalam penaklukannya terhadap serangan bom yang dilayangkan oleh Belanda. Dayah Tanoh Abee dibangun pada masa Kesultanan Iskandar Muda tahun 1626 Masehi dan merupakan pesantren tertua di Asia Tenggara.
Teungku Chick Abdul Wahab Tanoh Abee merupakan kolekter dari ribuan manuskrip tulisan kuno dan kita-kitab ulama terdahulu dari abad ke-16 hingga ke-19. Manuskrip yang dikoleksi oleh Teungku Chick Tanoh Abee pada awalnya berjumlah hingga 10.000 naskah, tetapi pada saat terjadi peperangan dengan Belanda, ada banyak manuskrip yang hilang, terbakar, bahkan diambil oleh pihak Belanda sehingga manuskrip yang tersisa hanya sekitar 6.000 hingga 3.000 naskah. Pasca kemerdekaan, ada banyak naskah yang dihibahkan ke Dayah Bitai dan juga dititipkan di Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA), tetapi saat tsunami menimpa Aceh, ada banyak naskah yang ikut hilang disapu gelombang tsunami. Hingga kini, manuskrip yang tersisa sudah disimpan di dalam perpustakaan kuno di dalam Dayah Tanoh Abee yang juga merupakan perpustakaan tertua di Asia Tenggara dengan usia 400 tahun.
Teungku Chick Abdul Wahab Tanoh Abee memiliki kisah luar biasa yang membuat banyak orang terheran-heran ketika mendengarnya. Hal ini bermula ketika tentara Belanda meluncurkan bom menggunakan meriam ke daerah Aceh dengan harapan akan memperoleh kemenangan sehingga wilayah jajahan mereka akan semakin luas. Namun, atas izin Allah Bom yang dilayangkan oleh Belanda menggunakan meriam berhasil ditangkap oleh Tengku Chik Tanoh Abee dengan tangan kosong dan tanpa melukai tangan Teungku Chik Tanoh Abee bahkan bom tersebut tidak meledak. Dengan suara lembutnya Teungku Chik Tanoh Abee memanggil para tentara Belanda untuk membawa balik bom yang sudah mereka luncurkan itu kepada pihak Belanda. Tentara Belanda yang terheran-heran atas apa yang terjadi langsung meminta maaf dan akhirnya mereka pulang tanpa dapat merebut wilayah incaran mereka.
Peninggalan sejarah yang terdapat pada Desa Ujong Mesjid Tanoh Abee membuat banyak pengunjung baik dari Aceh ataupun luar Aceh berbondong-bondong datang untuk melakukan wisata religi hingga wisata sejarah tentang kisah Tanoh Abee.